Oleh : Apih Nandang
District Core Team (DCT) Kab. Karawang
District Core Team (DCT) Kab. Karawang
A. Menggali Hipotesis
Hipotesis berasal dari perkataan hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus sebagai suatu tesis.
Nazir (2005: 154) menyatakan bahwa menemukan suatu hipotesis merupakan kemampuan si peneliti dalam mengaitkan masalah-masalah dengan variabel-variabel yang dapat diukur dengan menggunakan suatu kerangka analisis yang dibentuknya. Menurut Nazir (2005: 154) dalam menggali hipotesis, si peneliti harus:
1. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan;
2. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki;
3. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
B. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan perbedaan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
Borg dan Gall (Arikunto, 2002: 66) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis, yaitu:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat dan jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukan adanya hubungan antara dua atau dua lebih variabel.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relepan.
Margono (2004: 68) memberikan pedoman yang dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis. Pedoman tersebut yaitu:
1. Hipotesis dinyatakan sebagai hubungan antara ubahan-ubahan
2. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyataan
3. Hipotesis dapat diuji kebenarannya, atau peneliti dapat mengumpulkan data untuk menguji kebenarannya.
4. Hipotesis dirumuskan dengan jelas.
Contoh hipotesis tindakan :
Situasinya adalah kelas yang siswa-siswanya sangat lamban dalam memahami teks bacaan. Berdasarkan analisis masalah, peneliti menyimpulkan bahwa mereka memiliki kebiasaan membaca yang salah dalam memahami makna bahan bacaannya, dan bahwa “kesiapan pengalaman” untuk memahami konteks perlu ditingkatkan.
Hipotesis tindakannya adalah :
Bila kebiasaan membaca yang salah dibetulkan lewat teknik-teknik perbaikan yang tepat dan “kesiapan pengalaman” untuk memahami konteks bacaan ditingkatnya, maka para siswa akan meningkatkan kecepatan membacanya. Dalam masalah evaluasi guru dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan cara-cara evaluasi yang dapat memberikan dampak pada peningkatan pembelajaran siswa.
Okey...
BalasHapusHipotesis tindakan merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang dibuat (id.wikipedia.org).
Dengan demikian dalam hipotesis tindakan harus termuat masalah yang dihadapi dan metode yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. --> (hubungan dua variabel atau lebih), sedangkan pada contoh diatas hanya memuat satu variabel saja (masalah yang dihadapi).
Trims...punten :-)